Translate

Sabtu, 15 November 2014

Engkau Semakin Dewasa, Dan Beliau Semakin Rapuh

 Engkau Semakin Dewasa, Dan Beliau Semakin Rapuh oleh: Larasati Sugiyanto



 بسم الله الرحمن الرحيم
 Alhamdulillah, dengan kuasa Alloh hari ini Laras masih bisa memberi coretan indah pada Blog laras ini, hehe bukan sekedar coretan, insyaalloh bermakna dan meninggalkan kesan bagi pembacanya. Apa yang Laras tulis disini adalah apa yang laras rasakan, laras ungkapkan pada sebuah media agar kita bisa saling berbagi. Bukan berbagi *Money* yahh. hehe. Menjalani hidup di zaman yang kian sarat dengan cobaan seperti sekarang ini, mengharuskan setiap insan memiliki bekal moral yang memadai. Agar ia tidak terombang-ambing ke sana kemari, tidak mudah hanyut oleh arus perubahan yang kian deras menerpa. Sebab, cobaan dan godaan yang silih berganti mungkin saja melemahkan pertahanan iman, bahkan merobohkan benteng ketakwaan dalam hati seseorang, semoga kita semua tergolong orang yang selalu mengingatkan kepada kebaikan yah, agar sama-sama kita raih ridho Alloh untuk mencapai JannahNya. Aamiin O:)

 Ya Alloh, sayangilah kedua orang tua-ku sebagaimana mereka menyayangi-ku diwaktu kecil :) pernah dengar sepenggal doa itu? ataukah masih sering kita lantunkan dipenghujung solat kita? atau masih sering kita lantunkan setiap malam sebelum kita meminta Alloh untuk mematikan sementara ruh dalam jiwa ini? :) Saya yakin, saudara seiman saya yang membaca Baitan ini adalah Hamba-hamba yang selalu disayang oleh Alloh, hamba-hamba yang juga sangat menyayangi Alloh Dan tentunya juga sangat sayang kepada orang tua-nya. :)

Berbicara soal orang tua, banyak sekali warna-warni yang ia torehkan dalam hidup ini. Ada yang masih ingat betapa sayangnya orang tua kepada kita, saat kita masih didalam janin ibu kita? mereka sangat menantikan kehadiran kita selama 9 bulan. Penantian yang cukup lama yahh. hehe Saya jadi teringat akan sebuah film pendek yang menceritakan keinginan orang tua yang sudah rapuh kepada anaknya. sedih banget loo ceritanya :') hehe, okeh back to topic. Hhkmm

Ada yang masih ingat, Kapan terakhir kita menatap wajah orang tua kita? Kapan? Berapa waktu yang lalu-kah? Ekspresi wajah apa yang kita lihat terakhir? mungkin sejam, sehari, seminggu, sebulan, atau setahun yang lalu-kah kita melihat wajah lesuh penuh cinta itu? :') "Kau ingin ku menjadi, yang terbaik bagi-mu, patuhi perintahmu, jauhi godaan yang mungkin-ku lakukan dalam waktu-ku beranjak dewasa, jangan sampai membuatku terbelenggu, jatuh dan terinjak" Itu lirik lagu Ada Band, yang syairnya membuat hati gemetar. hehe. Semua orang tua punya harapan yang sama terhadap anak-anak mereka, saya sangat yakin semua orang tua selalu berharap hidup anaknya kelak dapat lebih baik dari hidup mereka sekarang. walapun saat ini saya belum merasakan menjadi orang tua, tapi dari realita kehidupan disekeliling yang saya amati, hampir setiap orang tua tak memikirkan lelah pada dirinya demi sang anak :')

Tapi sayangnya, tidak banyak anak yang sadar betapa besar cinta orang tua kepada dirinya sehingga membuat sikap mereka acuh, tak acuh terhadap orang tua sendiri. Balik lagi ke pintu belakang perjalanan hidup ini, kembali bermuhasabah pada diri sendiri, mungkin sering kita mengabaikan orang tua kita demi sesuatu hal yang lain, demi sesuatu yang tidak ada nilai kebaikannya samasekali dihadapan Alloh, sesuatu yang mudorot, rugi pangkal rugi pokona mah >,< Tapi saya harap kita yang pernah melalui halaman hidup kurang menyenangkan tentang pengabaian orang tua itu, sudah khatam yahh. Kita Menuju sebuah halaman menuju ridho Alloh yang tentunya sangat bergantung kepada ridho orang tua kita ^_^.

Berbicara soal "ridho" (bukan ridho penyanyi dangdut yaahh :C  ) tak jarang juga kita menemui kisah hidup dimana sang anak yang baik, dihadapkan dengan orang tua yang keras hati. Kisah hidup ini bukan berarti Alloh ngga adil, ketika orang tua yang lain berusaha keras untuk membuat anaknya naik, ada sebagian orang tua yang terkesan membuat keadaan anaknya stag, diam ditempat. Butiran cerita inilah bukti Alloh sangat menyayangi anak baik ini, Alloh ingin sekali anak ini tinggal di surganya Alloh dengan melalui ujian semester seperti ini. Kita sebagai anak, jika terkotak dalam situasi seperti ini jangan nethink yah sama Alloh. Alloh tau kadar imanmu, sehingga Alloh menganugerahkan kamu kepada orang tuamu sebagai penolong mereka. Alloh ingin engkau selalu berdoa, memohon, merayu kepadaNya agar orang tuamu ini dilembutkan hatinya. Skenario Alloh selalu berakhir indah ^_^

Ada lagi lembaran cerita lain, dimana orang tua yang sangat lembut hatinya di anugerahkan anak yang hatinya keras. Hmm. Pernah denger, atau ada di sekeliling kita, anak yang sering menipu orang tua nya? Padahal orang tua nya sudah sangat baik, memberi semua fasilitas yang menunjang demi sukses nya sang anak. Tapi anaknya masih belum sadar juga, semua hal yang dilakukan orang tuanya itu karena ia sayang terhadap sang anak, sang anak malah asik terbuai dalam sebuah kemanjaan, dan lebih sayang kepada orang lain. Yahh sebut saja Pacar. Jangan sampai kita tergolong anak yang lebih mementingkan pacar, ketimbang orang tua sendiri. Pacar diberi ini itu, orang tua diberi kecuekan, dan keacuhan. Pacar apa saja di usahakan, orang tua di masa bodo-kan. Gimana mau meraih ridho Alloh, kalo ridho orang tua saja tidak bisa kita dapatkan? :)

Terlepas dari keras atau lembutnya hati orang tua kita, tugas kita sebagai anak adalah selalu memberikan yang terbaik bagi orang tua kita. Jika mereka salah, ingatkan dengan cara yang lembut, santun, tak menyinggung perasaan mereka dan tak terkesan menggurui mereka. Orang tua itu sensitif, ketika kita berbicara dengan nada yang sedikit lebih tinggi dari biasanya, hati mereka akan cepat tak nyaman. Ketika mereka yang salah, tak jarang malah mereka yang marah ^_^ disinilah kita di uji, untuk tidak marah kembali pada orang tua kita, terkadang orang tua itu gengsi untuk mengakui kesalahannya, kita hanya perlu diam dan menganggap masalah itu tidak pernah ada. karena jika diteruskan akan terjadi pertarungan hebat antara ortu dan anak ;O Ketika mereka kurang mendengar apa yang kau katakan, jangan sampai terucap "dasar tuli" yang perlu kita lakukan adalah mengulangi apa yg kita ucap tadi dengan nada yang pelan dan sabar yahh. Jika kamu ingat, sewaktu kau kecil dulu, kau selalu mengulang-ulang cerita yang kau lalui, yang membuat kau bahagia, kamu terus mengulang sampai orang tuamu merasa bosan, tapi ia tak pernah merasa kesal terhadapmu, orang tua selalu mengganggap apa yang diceritakan anaknya adalah proses dimana anaknya semakin besar, semakin pintar. Beda dengan anak yang sudah tumbuh besar, ketika orang tua meminta untuk mengulang-ulangapa yang kau ucapkan, disitu kau berfikir orang tua ini semakin tua dan bau tanah *maaf* dan disitu kau berfikir inilah proses menuju kematian.

Sayangilah kedua orang tua kita, entah seburuk apapun perlakuan mereka kepada kita. Mereka tetap orang tua kita. Jangan perlakukan mereka seperti budak, walaupun terkadang ada orang tua yang ikhlas membantu anaknya, kita harus tetap memberi perlakuan layak terhadap mereka. Satu pesan saya di akhir SKS ini, Berlaku baiklah kepada orang tua, luangkan waktu untuk mereka seberapapun sibuknya kita, orang tua tidak menuntut kita untuk sukses, tapi setidaknya kau mampu menyisihkan waktu untuk mereka, jangan buat mereka menyesal dan merasa sia-sia telah membesarkan dirimu...
sekian, hehe. semoga bermanfaat ^_^






Tidak ada komentar:

Posting Komentar