Translate

Senin, 29 Desember 2014

Ku Nantikan Kau Dibatas Waktu

Bismillahirrahmanirrahim... :)



Teruntuk sang Akhi..

 




Tak lama kukenal dirimu, belum pernah ada momen yang kita lewati bersama, tapi entah kenapa ada sesuatu yg menggedor hati ini begitu keras. Keras sekali, semakin hari ku rasakan gedoran itu semakin keras. Entah dari bisikan setan melalui hawa nafsu ini, atau entah apa itu. Yang memenuhi otak ini hanyalah satu kata, entah..entah..entah 




Semua yang terlihat, yaa terlihat biasa saja dari apa yang ada pada dirinya. Orang lain bilang, aku ini terserang virus merah jambu ^_^ hehe.. tapi jujur harus ku akui aku jatuh cinta padanya :)




Ada satu pertanyaan yang tak mampu aku jawab, “apa yang membuat hati ini berwarna merah jambu untuknya?”  entah.. hehe lagi-lagi hanya entah.. yang bisa kujawab :( Tapi rasa ini cukup membuat diri ini bahagia, bukan karena bahagia bisa memilikinya, tapi ada kebahagiaan tersendiri memendam rasa cinta semu ini.




Beberapa waktu ku lewati bersama dengan rasa ini, keinginan untuk memilikinya semakin kuat. Sedang keimanan untuk bertahan melawan rasa itu terasa semakin melemah setiap saatnya. Rasa yang telah kucoba untuk membunuhnya berulang kali, tapi semua usaha yang kulakukan nihil hasil.




Aku sadar, sangat sadar.. seperti apa dirinya, seperti apa diri ini, seperti apa kualitas diri ini. Sangat bobrok, untuk merayu sang maha pencipta agar dipasangkan dengannya pun rasanya malu sekali. Saya tau, tak ada yang tak mungkin bila Alloh telah berkehendak, tapi apa daya, diri ini berkata lain. Seperti ada portal besar menghadang didepan sana. Portal yang seakan mengultimatum diri ini untuk berhenti berharap pada sang pemberi segalanya. :(




Hari demi hari kulalui dengan rasa tertekan ini, rasa tertekan yg begitu nikmat bila diresapi oleh hati kecil ini. Sampai saat kutulis surat cinta ini, aku pun belum paham apa yang membuat diri ini begitu tergila oleh sosoknya. Sosok yang mampu membuat diri ini bergetar dan mampu menundukan pandangan ini saat menatapnya :( Dalam hati ingin sekali berteriak dihadapan wajahnya saat bertemu, bahwa diri ini mencitai dirinya *hahaa punten rada lebay*Tapi apa daya lagi, rupanya untuk menatapnya langsung berlama-lama saja tak mampu..




Satu hal yang selalu terbayang, jika ia mampu membuatku seperti ini, entah berapa banyak uhkti diluar sana yang mungkin terbius oleh karismanya *punteenn lebay deui* ehehe. Semoga saja rasa yang tersimpan ini, bukan menjadi bibit pelemah iman. Semoga dengan rasa yang tumbuh ini menjadi penguat iman diri ini pada sang illahirabbi, walau sejatinya ada atau tanpa ada dirinya dihati ini, menguatkan iman adalah suatu kewajiban.




Minggu demi minggu mulai berlalu, rasa yang tumbuh ini makin terasa seperti racun. Membuat sakau diri ini saat tak ku ketahui kabarnya. Ya Rabb.. aku tersiksa :( Apa harus ku sapa terlebih dahulu? Tetapi rasa malu ini begitu berat untuk dikalahkan. Aku mulai merenung.. rasa yang awalnya mampu menjadi pemacu untuk lebih taat ini kenapa bisa berubah drastis menjadi sebuah rasa tertekan? Rasa haus akan kebutuhan kabar dirinya? Bukankah ini dorongan mahluk yang kau ciptakan dari api? Ya Alloh, bantu hambaMu yang tak lebih dari butiran debu ini, agar berdiri tegak memegang prinsip ini, jangan sampai tumbang karena seseorang yang bisa membuat diriMu cemburu atas cinta berlebih yang kurasakan ini..




Renungan demi renungan setiap malam sunyi yang kulewati mulai memberikan arah, seperti ada cahaya yang menerangi hati ini, memberi nasihat pada diri ini, bagaimana jika dia yang membuat diri ini jatuh cinta dan sanggup menjadi pemacu penguat iman pergi begitu saja? Lalu efeknya seperti apa hancurnya iman pada diri ini? Disitulah ku mulai berfikir.. meresapi semua kontrovesi pada diri ini dengan hati tenang. Jika ia baik, mampu membuat diri ini ingin lebih baik pula, sayangi ia dalam diam :)




Semua kicauanku, mungkin tetap tidak akan membuatnya mengetahui. Tapi selama tidak diungkapkan, insyaAlloh diam ini mungkin akan membuatnya lebih nyaman. Yang paling aku takuti dari sebait kisah ini adalah dia menjauh bila mengetahui rasa ini. Semoga ia tetap seperti ini, bersikap normal tak tahu sedikitpun apa yang aku rasakan padanya :)




Aku percaya Alloh-lah yang memelihara diri ini, Alloh yang menciptakan semua yang kurasakan pada dirinya, Alloh akan memberikan yang terbaik. Jika aku boleh mengemis, Ya Allah zat sangat kucintai, aku ingin sela-sela jari yang kau ciptakan pada dirinya, adalah sela-sela yang akan menggandeng jari ini suatu hari nanti :’) *punten lebay deui* hehe




Terlepas dari semua yang diharapkan, aku yakin Alloh punya skenario yang indah.. :) jikalau sela jemarinya akan dipasangkan dengan wanita lainnya, mungkin itulah yang terbaik untuk akhir cerita ini. Jika cerita ini berakhir seperti apa yang diharapkan, mungkin itulah balasan dari diam ku selama ini.




Cinta sejati itu hanya berasal dari Alloh, bukan dari dua mahluk yang saling mengungkapkan dalam ikatan yang tidak halal. Sebesar apapun usahaku saat ini, jika itu membuat imanku melorot, bisa saja Alloh balikan hati dia agar membenci segala apa yang kukatakan padanya.




Kunantikan kau dibatas waktu wahai engkau yang kuharapkan, saat memang sudah siap pada satu tujuan hidup ini akan berakhir pada tempat yang abadi nanti. aku percaya jodoh tak akan kemana.. jikalau bukan engkau yang akhirnya bersamaku, aku berharap semoga kita selalu dipasangkan dengan yang terbaik, yang telah dipersiapkan dan dipilihkan olehNya.




Salamku dalam diam, kuharap kau menjawabnya dalah hati. Untukmu Akhi.. :)




I love you ^__^